KEBESARAN DAN KEKUASAAN ALLAH
1.
QS. An Nahl (16) : 65-70
a. Redaksi Ayat
وَاللَّهُ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ
الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
(٦٥) وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ
مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (٦٦) وَمِنْ
ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٦٧) وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى
النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
(٦٨) ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٦٩) وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ
يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لا
يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٧٠)
b. Arti Mufradat
لَعِبْرَةً :
benar-benar terdapat tananda-tananda
نُسْقِيكُمْ :
Kami memberimu minum
فَرْثٍ :
tahi
سَائِغًا :
mudah ditelan
أَرْذَلِ الْعُمُرِ :
umur yang paling lemah (pikun)
c. Makna Mufradat
d. Terjemah
65. dan
Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi
sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tananda-tananda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan
(pelajaran).
66. dan
Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang
bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.
67. dan
dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang
baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tananda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.
68. dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69.
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tananda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
70. Allah
menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang
dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya Dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Kuasa.
e. Analisa Kandungan Ayat
Kelompok
ayat ini menguraikan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah SWT., serta
berbagai bentuk nikmat yang dianugerahkan-Nya kepada manusia. Berbagai nikmat tersebut terdapat pada kehidupan
kita sehari-hari, sebagaimana dijabarkan pada ayat di atas. Hal ini mempertegas
bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan juga orang-orang yang
memikirkan dan memperhatikan alam sekitar. Sedang tujuan dari perenungan
tersebut adalah penyadaran diri akan kekuasaan Allah dan kebesarannya.
Al-Qur’an
menjelaskan bahwa terdapat ilmu yang bisa diambil dari terjadinya hujan,
prosesnya dan akibat yang muncul dari hujan tersebut. Hingga proses terjadinya
hujan ini pun dicatat dalam ilmu pengetahuan dan dipelajari. Binatang ternak
dimana terdapat susu yang mempunyai faidah yang besar sekali untuk kesehatan
manusia, mengandung zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Di sini
dijabarkan bagaimana susu yang sangat bermanfaat itu berada. Dari sini juga
muncullah ilmu anatomi tubuh. Bukan cuma pada binatang, pada buah-buahan korma
dan anggur pun demikian dapat diambil manfaat.
Apalagi
pada lebah, manfaat yang dapat diambil sangat banyak. Rasulullah juga mengakui
manfaat dari madu untuk kesehatan. Berbagai bukti kekuasaan dan kebesaran Allah
ini hanya akan disadari dan ditemukan orang-orang yang melakukan perenungan dan
orang-orang yang berfikir.
2. QS. Al Baqarah (2) : 164
a. Redaksi Ayat
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي
الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ
مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
b. Arti Mufradat
Éاخْتِلافِ
|
:
silih bergantinya
|
£بَثَّ
|
: Dia sebarkan
|
دَابَّةٍ
|
: Jenis hewan
|
Éتَصْرِيفِ
|
: pengisaran
|
الْمُسَخَّرِ
|
: yang dikendalikan
|
c. Makna Mufradat
·
Kata (خلق) khalaqa dari
segi pengertian kebahasaan memiliki sekian banyak arti, diantaranya :
menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa satu contoh terlebih dahulu),
mengukur, memperhalus, mengatur, membuat dan sebagainya. Kata ini biasanya
memberikan tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah SWT. dalam
ciptaan-Nya. Berbeda dengan kata (جعل) ja'ala yang mengandung penekanan terhadap
manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu. Pada
ayat diatas didahului oleh kata إن/inna, sesungguhya. Menunjukkan bahwa yang
menciptakan alam raya ini hanya Allah saja, tanpa bantuan siapapun.
·
Kata( السَّموات) al Samawat yang ada dalam Al Qur’an biasa diartikan sebagai
"aneka benda angkasa (langit)". Adapun bilangan tujuh yang dihubungkan dengan sama’ (سَماَء) hanya
merupakan angka simbolik yang berarti "banyak". Penggunaan
bilangan tujuh dalam arti banyak bukan hanya dilakukan oleh orang Arab,
melainkan juga oleh orang-orang Yahudi dan Romawi.
·
Kata ardh (أَرْضٌ) yang ada dalam Al Qur’an biasa diartikan
sebagai "bumi".
Atau bisa jadi lebih tepat dipahami sebagai "materi", yakni cikal bakal bumi. Ia telah ada sesaat setelah
Allah Swt. menciptakan jagat raya, alam
semesta ini. Sebab,
menurut penelitian ilmuwan, bumi baru terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang
lalu dan tanah di planet bumi kita ini baru terjadi sekitar 3 miliar tahun yang
lalu sebagai kerak di atas magma. Dalam penyebutanya al Qur’an menggunakan
bentuk tunggal yang mengisyaratkankan bahwa bumi hanya satu yakni yang didiami
oleh komunitas manusia.
·
Kata lail (ليل) biasa
diartikan sebagai “malam hari”. Secara etimologis kata lail (لَيْل) berasal dari
al-ala, yang pada mulanya berarti “gelap/hitam pekat”. Pemakain kata tersebut
berkembang sehingga artinya pun menjadi beranekaragam.
·
Dengan memperhatikan ayat-ayat yang
memuat kata lail dan kata yang seasal dengan itu dapat diketahui bahwa menurut
terminologi al Quran, kata tersebut dipakai untuk arti “malam hari”, istilah
bagi waktu mulai terbenam matahari sampai terbit fajar, atau menurut pendapat
lain, mulai hilangnya mega merah (setelah matahari terbenam) sampai terbitnya
fajar.
·
Kata النَّهاَر/an nahr,
menurut asalnya berarti “mengalir”, dalam beberapa terjemahan kata tersebut
diartikan “siang hari” sebagai kebalikan
dari keadaan “malam hari “
d. Terjemah
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tananda-tananda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
e. Analisa Kandungan Ayat
Dari keseluruhan
ayat Al Qr’an, ada isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali oleh manusia.
Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga memerlukan
kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan eksperimen untuk dapat menyingkap
isi kandungannya.
Dalam konteksnya yang nyata (arab: syahadah), alam
semesta ini bukan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Justru hal itu
menambah kesan mendalam bahwa alam semesta ini dirancang oleh dzat yang super
kreatif, super cerdas dan super canggih. Betapa tidak, jangankan yang meyakini
tentang adanya Allah SWT., yang menyebut diri sebagai atheis pun tidak akan
bisa mengelak bahwa wujud alam semesta ini bermanfaat bagi keseluruhan hajat
hidupnya. Dengan demikian panandangan dasar bahwa alam semesta ada
perancangnya adalah keniscayaan. Alam
semesta adalah segala yang ada di langit dan di bumi serta diantara
keduanya.
·
Langit
Langit dengan
planet dan bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib
dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu.
·
Bumi
Bumi adalah planet
ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 miliar
tahun. Jarak antara Bumi
dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU
(Inggris:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet
yang disebut (magnetosfer)
yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraviolet dan radiasi dari
luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.
·
Siang
dan Malam
Bumi berotasi pada
porosnya dari arah barat ke timur. Permukaan bumi yang sedang menghadap
matahari mengalami siang. Sebaliknya permukaan bumi yang membelakangi matahari
mengalami malam. Akibat rotasi bumi, permukaan bumi yang menghadap dan
membelakangi matahari berganti secara bergantian. Ini adalah peristiwa siang
dan malam. Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang
siang atau malam rata-rata 12 jam.
·
Laut
Air di laut
merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti
garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak
terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.
·
Angin
Angin adalah udara
yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara
di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan
udara rendah. Pengendalian
dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah tananda dan
bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmatnya bagi manusia
·
Awan
Awan adalah masa
terlihat dari tetesan air
atau beku kristal
tergantung di atmosfer di atas
permukaan bumi
atau lain planet
tubuh. Awan juga terlihat massa tertarik oleh gravitasi,
seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang
dan nebula.
Awan terlihat lebih
gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat panjang gelombang .
Udara
selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air,
maka terbentuklah awan.
Apabila awan telah
terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu
akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke
bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik
air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan
menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air
yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga
yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
3. QS. An Nahl (16) : 72
a. Redaksi Ayat
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ
الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ
يَكْفُرُونَ
b. Arti Mufradat
حَفَذَةً :
cucu-cucu
بَنِين :
anak-anak
c. Makna Mufradat
·
Kata (الله) Allah adalah nama bagi suatu
Wujud Mutlak, Yang berhak disembah, Pencipta,
Pemelihara dan Pengatur seluruh jagat raga. Dialah Tuhan Yang Maha Esa, yang
disembah dan diikuti segala perintah-Nya. Para pakar bahasa berbeda pendapat
tentang kata ini. Ada yang menyatakan bahwa ia adalah nama yang tidak terambil
dari satu akar kata tertentu, dan ada juga yang menyatakan bahwa ia terambil
dari kata (الهة)
aliha yang berarti mengherankan, menakjubkan karena setiap perbuatan-Nya
menakjubkan, sedang Dzat-Nya sendiri, bila akan dibahas hakikat-Nya akan
mengherankan pembahasnya. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ilâh yang
terambil dari akar kata yang berarti ditaati karena Ilâh atau Tuhan selalu
ditaati.
Apapun asal katanya yang jelas Allah menunjuk kepada
Tuhan yang Wajib Wujud-Nya itu, berbeda dengan kata (إله) ilâh yang menunjuk kepada siapa saja yang dipertuhan, baik itu
Allah maupun selain-Nya, seperti matahari yang disembah oleh umat tertentu,
atau hawa nafsu yang diikuti dan diperturutkan kehendaknya oleh para pendurhaka
itu (Baca QS. Al-Furqân [25]: 43).
·
Kata (أَنْفُسَكُمْ) anfusakum
adalah bentuk jamak dari kata nafs. Kata nafs yang terambil dari kata nafasa
yang berarti bernafas, Artinya nafas keluar dari rongga. Belakangan,
arti kata tersebut berkembang sehingga ditemukan arti-arti yang beraneka ragam
seperti menghilangkan, melahirkan, bernafas, jiwa, ruh, darah, manusia, diri,
dan hakikat. Anfusakum berarti la mempunyai banyak arti, antara lain totalitas
diri manusia, sisi dalam manusia, atau jiwanya. Yang dimaksud di sini adalah
diri manusia sendiri.
·
Kata azwaj adalah bentuk jamak dari
kata zauj yakni pasangan. Kata ini, menurut pakar bahasa al-Qur'an, ar-Raghibal-Ashfahani,
digunakan untuk masing-masing dari dua hal yang berdampingan atau bersamaan,
baik jantan maupun betina, binatang dan manusia, juga digunakan menunjuk kedua
yang berpasangan itu.
·
Kata حَفَذَةً/ khafadzatan,
dapat berarti cucu, pembenatu-pembantu. Kemudian kata ini berkembang dan
bermakna bergegas melayani dan mematuhi. Dalam kaitanya dengan ayat diatas,
Allah memperindah keadaan manusia yang telah melakukan akad nikah, bahwa antara
suami dan istri mempunyai fungsi yang saling membantu untuk memenuhi kebutuhan
hidup baik keturunan maupun kebutuhan fisik dan sosial yang lain.
·
Kata (رزق) rizq pada mulanya, sebagaimana ditulis oleh bahasa Arab, Ibn
Faris, berarti pemberian untuk waktu tertentu. Namun demikian, arti asal ini
berkembang sehingga rizki antara lain diartikan sebagai pangan, pemenuhan
kebutuhan, gaji, hujan dan lain-lain, bahkan sedemikian luas dan berkembang
pengertiannya sehingga anugerah kenabian pun dinamai rizki (QS. Hud [11] : 88).
·
Kata الطَّيِّبَت / thayyibat,
baik-baik. Dalam ayat ini mempunyai makna sifat dari aneka rizki yang telah
dianugerahkan Allah. Rizki tersebut berupa keberpasangan antara dua manusia
yang mempunyai keragaman aspek. Dari
sini dapat dikatakan bahwa rezki tidak hanya terbatas pada makanan, harta
benda, tetapi mencakup pada hal yang lebih luas yakni segala yang dapat
dimanfaatkan baik berupa kebutuhan pokok, pelengkap, maupun kesempurnaan.
d. Terjemah
72. Allah
menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu
rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil
dan mengingkari nikmat Allah ?"
e. Analisa Kandungan Ayat
Guna tujuan tersebut Al Qur’an antara lain menekankan perlunya kesiapan fisik, mental, dan ekonomi bagi yang ingin menikah. Walaupun para wali diminta untuk tidak menjadikan kelemahan di bidang ekonomi sebagai alasan menolak peminang: "Kalau mereka (calon-calon menantu) miskin, maka Allah akan menjadikan mereka kaya (berkecukupan) berkat anugerah-Nya" (QS An-Nur [24]: 31). Yang tidak memiliki kemampuan ekonomi dianjurkan untuk menahan diri dan memelihara kesuciannya "Hendaklah mereka yang belum mampu (kawin) menahan diri, hingga Allah menganugerahkan mereka kemampuan" (QS An-Nur [24]: 33).
Dan pada pernikahan ini terlihat bagaimana kekuasaan dan kebesaran Allah dimana seorang pasangan suami istri dapat mengembangkan keturunan. Mendapatkan anak dan cucu sehingga hal ini memunculkan perenungan akan proses kejadian manusia dan perkembangannya dari buaian hingga liang lahat.
4. QS. Al Isra’ (17) : 12
a. Redaksi Ayat
وَجَعَلْنَا
اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ
النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ
السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلا
b. Arti Mufradat
آيَتَيْنِ
|
:
dua tananda
|
مَحَوْنَا
|
:
Kami hapuskan
|
مُبْصِرَةً
|
: terang
|
عَدَدَ
|
: bilangan
|
الْحِسَابَ
|
: perhitungan
|
فَصَّلْنَاهُ
|
: terangkan
|
c. Makna Mufradat
·
Kata أَيتَيْنِ/ ayatain, dua
tananda. Adalah bentuk dual dari kata (أية) yang berarti “tananda”. Sebagian Ulama menjelaskan bahwa yang
dimaksud kata diatas adalah Matahari dan Bulan. Artinya “Kami jadikan penerang
diwaktu malam dan siang”. Penerang malam adalah bulan dan penerang siang adalah
matahari.
·
Ada perbedaan mendasar dari penerangan dua tananda tersebut, matahari
terus-menerus bersinar dan bercahaya, sehingga siapapun dapat melihatnya di
siang hari. Atau matahari bersinar terus-menerus karena sinar dan cahayanya
bersumber dari dirinya sendiri sehingga tidak terjadi kegelapan. Hal ini
berbeda dengan sinar dan cahaya bulan yang sumbernya berasal dari pantulan
sinar dan cahaya matahari. Oleh karenya ayat diatas redaksinya menyatakan bahwa
sinar matahari menghapus cahaya bulan (فَمَحَوْنَ أَيَةَ الَيْلِ) karena sumber sinar dan cahaya bulan berasal dari
matahari.
·
Kata النَّهاَر /an-nahar
memunyai arti waktu tersebarnya cahaya, siang yang amat terang, fajar
menyingsing. Menurut syara' ialah antara terbitnya matahari sampai terbenamnya
matahari.
d. Terjemah
12. dan Kami jadikan malam dan siang
sebagai dua tananda, lalu Kami hapuskan tananda malam dan Kami jadikan tananda
siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu
mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami
terangkan dengan jelas.
e. Analisa Kandungan Ayat
Matahari adalah bola
raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium.
Matahari termasuk bintang berwarna putih
yang berperan sebagai pusat tata surya. Disamping sebagai pusat peredaran, matahari
juga merupakan sumber energi
untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Panas
matahari menghangatkan bumi dan
membentuk iklim, sedangkan
cahayanya menerangi Bumi serta
dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan di
bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak
dapat berlangsung.
Bulan adalah
satu-satunya satelit alami
Bumi, dan merupakan
satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak
mempunyai sumber cahaya
sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Pergerakan rotasi
bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar matahari dan ada yang tidak.
Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang
dan malam di bumi.
Sedangkan pergerak bumi mengelilingi matahari
menyebabkan terjadinya musim.
5. QS. Al Anbiya’ (21) : 30
a. Redaksi Ayat
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَا
هُمَاوَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
أَفَلا يُؤْمِنُونَ
b. Arti Mufradat
رَتْقًا
|
:
suatu yang padu
|
فَتَقْنَا
|
:
Kami pisahkan antara keduanya
|
c. Arti Mufradat
·
Kata كَفَرُوْا / kafaruu
adalah jama’ dari akar kata kafara yang berarti menutup, melepas diri,
menghapus, menyembunyikan dan lain-lain. Yakni menutup diri dari kenyataan
bahwa Allah SWT., adalah sumber kehidupan karena Dia (tanpa campur tangan
mahluk) adalah pencipta, pembina dan pengatur alam semesta dengan kebenaran
mutlak (haq) dan pastilah Dia yang paling berhak di sembah. Kata kafara juga
dapat disanandang oleh mereka yang tidak bersyukur dan mereka yang kikir yakni
enggan memberikan rizki yang telah diterima.
·
Kata رَتْقاً /ratqan yang di
sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk
pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan fafataqnahuma/Kami
pisahkan antara keduanya adalah terjemahan kata Arab fataqa dan bermakna bahwa
sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur
dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah
adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
·
Kata الماَء adalah bentuk mufrad, bentuk
jamaknya adalah amwah dan miyah yang berarti 'air dan zat cair'. Kata ma'
yang ada di dalam Al Qur'an tidak seluruhnya dimaksudkan air yang
terdiri atas unsur oksigen dan unsur-unsur hidrogen. Seperti
pada rangkaian kata ma' yang digunakan untuk menggambarkan kenikmatan di surga.
d. Terjemah
30. dan Apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga
beriman?
e.
Analisa Kandungan Ayat
· Penciptaan Alam Semesta
Pada tahun 1952, fisikawan Gamow, berkesimpulan bahwa galaksi-galaksi diseluruh alam raya yang jumlahnya tidak kurang dari 100 milyar dan masing-masing rata-rata berisi 100 milyar bintang itu pada mulanya berada disatu tempat bersama dengan bumi, sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Materi yang sekian banyak itu terkumpul sebagai suatu gumpalan yang terdiri dari neutron, hingga pada saat tertentu yang tidak diketahui penyebabnya meledak dengan amat dahsyat yang melemparkan seluruh materinya hingga berhamburan untuk kemudian membentuk galaksi dan bintang-bintang. Peristiwa inilah yang kemudian dinamakan Dentuman Besar atau Big Bang.
Hingga sekarang teori tentang kejadian alam semesta bahwa ia ada oleh sebab tertentu yang menunjukkan bahwa ia diciptakan yang bersifat dinamis dan bukan ada dengan sendirinya yang bersifat statis adalah yang paling dapat dianandalkan tingkat keabsahan observasinya dengan Big Bang sebagai pendulumnya.
· Air Sebagai Sumber Kehidupan
Air adalah benda cair yang terdiri dari oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar tertentu. Setetes air terdiri dari jutaan atom yang berbeda-beda jenis. Molekul-molekul pada zat cair saling berpegangan, tetapi tidak terlalu erat, sehingga dengan mudah dapat lepas dan berpindah ikatan. Allah membuatnya sedemikian rupa, sehingga kita tidak perlu mengunyah air; cukup meneguknya, dia segera dengan mudah masuk ke kerongkongan. Air mendidih pada suhu 100 derajat Celcius ; jika temperatur turun sampai ke bawah 0 derajat Celcius, maka air akan membeku menjadi es, dan bila temperatur berada di atas 110 derajat Celcius, maka air akan menguap.
Peranan air dalam kehidupan sungguh besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin dapat berfungsi dalam satu lingkungan selain dalam lingkungan cair, dan satu-satunya cairan untuk itu adalah air, Sebagian besar bagian bumi kita adalah air, bahkan sebagian besar dari diri kita sebagai manusia juga adalah air. Menarik diketahui bahwa air merupakan tiga perempat bagian bumi, dan diri kita pun (manusia) memiliki jumlah prosentase air yang serupa dalam tubuh kita.
Segala yang hidup membutuhkan air; pemeliharaan kehidupan segala sesuatu adalah dengan air. Kebenaran pernyataan Allah SWT. ini telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi (ilmu tentang susunan dan fungsi sel) misalnya, menyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Sedang Biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil darisebuah proses interaksi itu sendiri. Sedangkan Fisiologi menyatakanbahwa air sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya fungsi itu akan berarti kematian.
0 komentar:
Posting Komentar